Seminar Pendidikan Karakter: Meraih Masa Depan Gemilang – Bahaya LGBT dalam Perspektif Kesehatan oleh H. dr. Moh. Adjie Pratignyo, SpB, Subsp(K)

Pada hari selasa, bertempat di SMP Negeri 32 Kota Tangerang, diselenggarakan Seminar Pendidikan Karakter dengan tema “Meraih Masa Depan Gemilang”. Acara ini menghadirkan pembicara utama H. dr. Moh. Adjie Pratignyo, SpB, Subsp(K), seorang ahli bedah sekaligus aktivis kesehatan yang konsen terhadap isu-isu sosial.
Salah satu materi utama yang dibahas adalah “Bahaya LGBT dalam Perspektif Kesehatan”, yang mengungkap fakta medis mengerikan di balik gaya hidup tersebut. Artikel ini merangkum poin-poin penting dari seminar tersebut.
Dr. Adjie membuka seminar dengan menekankan pentingnya pendidikan karakter dalam membentuk generasi unggul:
- Karakter kuat melahirkan pribadi tangguh dan berakhlak.
- Krisis moral (narkoba, seks bebas, LGBT) mengancam masa depan bangsa.
- Peran orang tua & guru dalam membentengi anak dari pengaruh buruk.
“Generasi hebat lahir dari pendidikan karakter yang kuat, bukan hanya kecerdasan akademik semata.” – H. dr. Moh. Adjie Pratignyo
Bahaya LGBT dalam Tinjauan Medis
A. Risiko Penyakit Menular
- HIV/AIDS – 70% kasus baru HIV di Indonesia terjadi pada LSL (Laki-laki Seks Laki-laki) (Data Kemenkes RI, 2023).
- Infeksi Menular Seksual (IMS) – Sifilis, gonore, herpes lebih rentan menular melalui hubungan sesama jenis.
- Kanker Anal & HPV – Disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) yang umum ditemukan pada pasien gay.
B. Gangguan Kesehatan Mental
- Depresi & kecemasan 3x lebih tinggi pada komunitas LGBT (American Psychiatric Association).
- Kecenderungan bunuh diri meningkat akibat tekanan sosial dan konflik identitas.
- Ketergantungan obat & alkohol sebagai pelarian dari stres.
C. Dampak pada Transgender
- Operasi ganti kelamin berisiko komplikasi: infeksi, kerusakan saraf, dan ketidakpuasan pasca-operasi.
- Terapi hormon meningkatkan risiko stroke, penyakit jantung, dan kanker.
Fakta Data & Penelitian Terkini
- Kenaikan 300% kasus HIV di kalangan remaja LGBT dalam 5 tahun terakhir (WHO, 2023).
- Angka depresi pada transgender mencapai 40% akibat diskriminasi dan penolakan keluarga.
- Operasi ganti kelamin memiliki tingkat kegagalan 20-30%, menyebabkan penderitaan seumur hidup.
Solusi Pencegahan & Penanganan
A. Peran Keluarga & Sekolah
- Komunikasi terbuka tentang bahaya LGBT sejak dini.
- Pendidikan agama & moral untuk membentuk ketahanan mental.
- Deteksi dini perubahan perilaku anak.
B. Rehabilitasi Medis & Psikologis
- Terapi perilaku bagi yang mengalami kebingungan identitas.
- Dukungan komunitas positif untuk pemulihan.
C. Kebijakan Pemerintah & Masyarakat
- Menolak normalisasi LGBT di media dan kurikulum pendidikan.
- Memperkuat Uang-undang yang melarang promosi LGBT.
Dr. Adjie menutup seminar dengan pesan kuat:
“LGBT bukan hak asasi, tapi penyimpangan berbahaya. Kita harus melindungi generasi muda dari ancaman ini melalui pendidikan karakter, penguatan iman, dan kebijakan tegas.”
Seminar ini diakhiri dengan sesi tanya jawab interaktif, di mana peserta antusias menanyakan solusi konkret untuk mencegah penyebaran LGBT di kalangan remaja.